TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

BAGI-BAGI INFORMASI

88 Penderita HIV/AIDS Meninggal

MAUMERE- Selama tahun 2009, penderita HIV/ADIS yang tewas di NTT mencapai 88 orang. Mereka terdapat di dua kabupaten yaitu, Sikka sebanayk 40 orang dan Belu 48 orang. Dua kabupaten tersebut merupakan daerah dengan tingkat penyebaran HIV/AIDS terparah di NTT. Berdasarkan data Voluntary Conseling Test (VCT), di Sikka terdapat 167 penderita HIV/AIDS dan di Belu terdapat 283 penderita HIV/AIDS.

Direktur RSU dr. TC. Hillers Maumere, Asep Purnama menyebutkan bahwa tingginya jumlah penderita HIV/AIDS di NTT sangat berkaitan erat dengan kemiskinan. Karena kemiskinan itulah, kata dia, menjadi PSK dianggap sebagai upaya satu-satunya untuk mendapatkan pekerjaan. Bukan cuma kaum muda tetapi bagi mereka yang berkeluarga laki-laki yang suka 'jajan' di luar rumah. Untuk menekan laju perkembangan HIV/AIDS, kata Asep, adalah dengan melakukan pemeriksaan secara sukarela di rumah sakit.

"Kemiskinan membuat setiap orang cenderung untuk mencari jalan keluar dengan cara bekerja sebagai PSK. Buntut dari pekerjaan itulah yang memudahkan HIV menular," jelas Asep.

Aktivis peduli HIV/AIDS Sedaratan Flores dan Lembata yang peduli terhadap pemberantasan HIV/AIDS ini menekankan untuk terus berjuang melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan melibatkan para PSK atau para pelaku seks. "Tujuannya agar memudahkan melakukan conseling dan tes darah sehinga mengetahui apakah seseorang terinveksi HIV atau tidak," kata Asep.

Selain itu dilakukan melalui klinik Voluntary Conseling Test (VCT) yang saat ini ada di Kabupaten Sikka yakni di RSU dr. TC Hillers Maumere. Asep mengatakan, jumlah penderita HIV sampai dengan Desember 2009 di Kabupaten Sikka sebanyak 48 orang. Yang positif terinveksi AIDS sebanyak 119 orang. Sehingga total penderita HIV/AIDS di Kabupaten Sikka sebanyak 167 orang. Sedangkan yang meninggal dunia sebanyak 40 orang.

Jumlah tersebut, katanya, merupakan terbanyak setelah Kabupaten Belu. Berdasarkan data yang diperolehnya, jumlah penderita HIV di Kabupaten Belu sebanyak 234 orang. Sedangkan AIDS berjumlah 49 orang sehingga total penderita HIV/AIDS berjumlah 283 orang. Yang meninggal dunia sebanyak 48 orang.

"Kelemahan yang terjadi adalah soal kesediaan masyarakat untuk melakukan tes atau pemeriksaan darah di rumah sakit. Banyak orang enggan untuk menerima kenyataan kalau dirinya terinveksi HIV. Kondisi ini yang membuat pihak aktivis maupun dokter selalu mengalami kesulitan," tandasnya.

Padahal, lanjutnya, kunjungan ke Klinik VCT selalu gratis, khususnya dalam melakukan pemeriksaan. Dengan melakukan pemeriksaan dini, kata Asep, merupakan langkah positif menekan laju perkembangan HIV. Hal ini karena dokter akan selalu bertindak cepat untuk menghambat perkembangan HIV.

Meningkatnya HIV di Kabupaten Sikka juga disebabkan oleh adanya lokalisasi yang tumbuh subur saat ini. Hal itu menurut Asep karena tuntutan ekonomi. "Semua orang pasti menolak untuk mejadi PSK, namun karena tuntutan ekonomi," katanya. (kr5/fuz/jpnn)

Label

free counters